Satu bulan berselang, seorang dokter spesialis mata meninggal dunia. Seperti prosesi sebelumnya, teman-teman dokter itu sepakat untuk membuatkan peti mati berbentuk mata. Dan, prosesi penguburan pun berjalan dengan khidmat.
Setelah prosesi penguburan selesai, seluruh keluarga dan teman almarhum meninggalkan areal pemakaman. Namun, hanya satu orang saja yang masih merenung sendirian di pinggir kuburan yang masih basah itu.
Akhirnya, salah seorang dokter segera menghampirinya, menepuk pundaknya, dan berkata, “Sudahlah, kamu mesti tabah. Saya mengerti, Almarhum merupakan sahabat karibmu di rumah sakit! Pasti kamu sangat kehilangan dengan kepergian beliau!” “Bukan itu… saya hanya memikirkan, bagiamana kelak kalau saya meninggal,” jawab dokter spesialis penyakit kelamin itu sambil berlalu.
Setelah prosesi penguburan selesai, seluruh keluarga dan teman almarhum meninggalkan areal pemakaman. Namun, hanya satu orang saja yang masih merenung sendirian di pinggir kuburan yang masih basah itu.
Akhirnya, salah seorang dokter segera menghampirinya, menepuk pundaknya, dan berkata, “Sudahlah, kamu mesti tabah. Saya mengerti, Almarhum merupakan sahabat karibmu di rumah sakit! Pasti kamu sangat kehilangan dengan kepergian beliau!” “Bukan itu… saya hanya memikirkan, bagiamana kelak kalau saya meninggal,” jawab dokter spesialis penyakit kelamin itu sambil berlalu.
0 komentar:
Post a Comment